6 Area Terlarang untuk Suntik Dermal Filler, Apa Saja?
Setiap bagian wajah memiliki indikasi estetik yang mendorong para
klinisi estetika untuk melakukan injeksi dermal filler guna meningkatkan
penampilan. Namun, yang paling penting adalah memahami dan menghormati anatomi
mendasar saat mempertimbangkan perbaikan estetika. Hal ini bertujuan untuk
menghindari risiko komplikasi yang tidak perlu, terutama di area wajah yang
sensitif.
Mengutip dari artikel dr. Tim Pearce yang membahas mengenai 6 area paling
berbahaya pada wajah saat melakukan injeksi filler di area tersebut harus
dilakukan dengan sangat hati-hati. Jika Anda seorang klinisi estetika, memahami
anatomi wajah dan teknik injeksi yang tepat adalah kunci untuk menghindari
komplikasi serius seperti penyumbatan pembuluh darah.
1. Arteri Supratroklear dan Arteri Supraorbital (Dahi)
Dua arteri penting yang terletak di dahi adalah arteri supratroklear dan
arteri supraorbital. Keduanya memasok darah ke dahi dan berasal dari pasokan
darah orbital, yang terhubung langsung dengan retina. Karena koneksi ini,
arteri supratroklear dan supraorbital menjadi area yang sangat berisiko untuk
injeksi filler.
Anda bisa meraba arteri ini dengan menemukan celah tulang tempat mereka
muncul dari tengkorak, yaitu supratrochlear notch dan supraorbital foramen.
Injeksi periosteal di sekitar orbital adalah tindakan yang sangat tidak
dianjurkan karena dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah yang berisiko
kebutaan. Oleh karena itu, penting untuk memahami lapisan anatomi wajah dan
menggunakan teknik injeksi yang tepat, seperti mengarahkan jarum menjauh dari
orbital dan menggunakan produk filler yang sesuai dengan volume kecil.
2. Foramen Infraorbital (Nasolabial)
Foramen infraorbital terletak di garis tengah pupil mata dan merupakan
area yang berisiko tinggi saat melakukan injeksi dermal filler karena terdapat
arteri wajah di sekitarnya. Foramen ini mudah diraba, dan sering kali terasa
nyeri karena terdapat saraf wajah di area tersebut.
Injeksi terlalu dalam di area ini dapat berisiko menyumbat arteri yang memasok darah ke sebagian besar wajah tengah, palatum, dan nasofaring. Untuk menghindari komplikasi, disarankan untuk melakukan injeksi secara superfisial di jaringan lemak, dan hindari injeksi langsung di foramen infraorbital.
3. Foramen Mental (Dagu)
Foramen mental terletak di sisi dagu dan merupakan tempat keluarnya
arteri mental. Injeksi filler di area ini berisiko menyumbat suplai darah ke
kulit dagu dan otot mentalis, serta dapat mempengaruhi suplai darah ke gigi dan
lantai mulut jika terjadi penyumbatan lebih jauh ke belakang.
Untuk menghindari risiko, lakukan injeksi di dagu dengan sangat hati-hati, gunakan volume kecil, serta pertimbangkan penggunaan kanula tumpul untuk menambah keamanan.
4. Arteri Wajah (Garis Rahang)
Arteri wajah memasuki wajah melalui celah mandibular di pinggir garis
rahang. Injeksi filler di area ini berisiko menyumbat pasokan darah ke salah
satu sisi wajah, yang dapat menyebabkan komplikasi serius.
Saat melakukan perawatan kontur rahang, injeksi periosteal sering kali
dilakukan. Namun, penting untuk menghindari area celah mandibular dengan
menyuntik beberapa sentimeter dari lokasi tersebut. Injeksi di garis rahang
dapat dilakukan dengan menggunakan kanula berdiameter besar untuk menghindari
area tulang.
5. Arteri Temporal Dalam (Pelipis)
Sepasang arteri temporal dalam terletak di pelipis bagian bawah, di
belakang zygoma, dan memasok darah ke otot temporalis. Injeksi yang tidak
hati-hati di area ini dapat menyumbat arteri, sehingga area pelipis menjadi
salah satu area yang berisiko tinggi untuk injeksi filler.
Agar aman, klinisi estetika disarankan untuk memahami anatomi pelipis
dan memilih teknik injeksi yang mengurangi risiko penyumbatan arteri.
6. Arteri Nasal Dorsal (Hidung)
Arteri nasal dorsal terletak di bagian atas hidung dan terhubung dengan
arteri retina. Jika arteri ini tersumbat, dapat menyebabkan kebutaan. Injeksi
filler di area hidung harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari
risiko penyumbatan arteri yang dapat berdampak pada penglihatan pasien.
Memahami anatomi wajah adalah langkah penting dalam mengurangi risiko komplikasi serius saat melakukan injeksi dermal filler. Menghindari area berisiko tinggi seperti arteri supratroklear, supraorbital, infraorbital, mental, facial, dan temporal dalam dapat membantu klinisi estetika memberikan hasil terbaik dengan keamanan maksimal bagi pasien. Penggunaan teknik injeksi yang tepat, volume yang sesuai, dan produk filler yang aman adalah kunci untuk kesuksesan perawatan tanpa komplikasi.
Baca Juga: Injeksi NCTF 135 HA di Kulit Kepala: Fungsi, Manfaat, dan Prosedur
Jika Anda seorang klinisi estetika yang ingin meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan, pastikan untuk selalu mengikuti pelatihan dan seminar terbaru
untuk memahami lebih lanjut tentang teknik injeksi yang aman dan efektif.
Hubungi
customer service kami pada website PT Berjaya Estetika Indonesia atau sales
kami untuk mendapatkan produk resmi kami. (Vid/PR)
Tags:
Posted by
- Admin BEI
Recent Post
Hanya 3 langkah dalam 30 Menit, Dapatkan Kulit Sehat dan Glowing dengan Hydrafacial
13 Jan 2025 - 14:50:36
Read More